5 Pantangan Dalam Mendidik Anak (Kesimpulan dari film Taare Zamen Par)

Semalem aku dan suami nonton sebuah film yang cukup menguras emosi. Film india yang di mainkan oleh aktor ganteng Aamir Khan. Berlatar cerita tentang anak-anak dan pendidikan. Judulnya Taare Zamen Par.

Aahh.. mungkin kalian pikir aku kudet banget ya. Jaman now baru nonton film itu. Padahal itu film udah lamaaaaaa bingit. 

Iyaa.. aku emang kudet banget. Dan aku juga baru tau ada film ini dan langsung cari filmnya setelah ada beberapa temen di FB yang bahas film ini.

Dan aku shock banget pas nonton kok Aamir Khan nya muda banget. Ehh.. dilalah ternyata film itu emang keluaran tahun 2007. Yang artinya itu 10 tahun lalu, dimana aku juga waktu itu masih unyu banget karena belom lulus SMA. Hihi..

Balik lagi ke film keren Taare Zamen Par (Every Child is Special). Secara keseluruhan film ini bercerita tentang seorang anak, yang bernama  Ikhsan. Ikhsan ini mengalami kesulitan membaca dan berhitung. Namun orang tuanya, dan guru-gurunya langsung men-judge kalo anak ini pemalas, idiot, bodoh, dan semua yang jelek-jelek. Sampai-sampai si anak ini akhirnya di sekolahkan di sekolah asrama yang menerapkan disiplin tingkat tinggi oleh para gurunya. Tapi bukannya membaik, namun Ikhsan malah depresi karena guru-guru di asrama ini lebih keras dan sama sekali tidak ada toleransi.

Hingga suatu saat ada seorang guru melukis sementara di asrama tersebut. Guru ini berbeda cara mengajarnya. Dia mencoba memperlakukan murid nya seperti anak-anak pada usianya. Dan dia mendapati Ikhsan ini berbeda. Singkat cerita guru ini mengetahui bahwa Ikhsan sebenarnya dyseleksia. Mengalami kesulitan membaca dan menulis. Dan untuk mengatasi nya,  sang guru bersedia meluangkan waktunya untuk mengajari Ikhsan sehingga bisa seperti yang lainnya. Sang guru sangat bersemangat mengajari Ikhsan karena ia pun dulu dyseleksia, sama seperti ikhsan.

Dan akhir cerita, Ikhsan bisa menjadi anak yang sangat hebat dan sangat berbakat dalam melukis.

Selama nonton film ini, aku berkali-kali nangis. Mungkin karena posisi aku yang udah punya anak, dan jadi ibu sehingga ketika nonton aku terus aja inget anakku Zaki.

Dan sesekali aku diskusi bersama suami tentang bagaimana seharusnya mendidik anak, tentunya diambil dari film tersebut.

Dan diantaranya adalah :

1. Jangan pernah membanding-bandingkan anak. Karena setiap anak berbeda walau dari rahim yang sama. Seperti dalam film ini,  Ikhsan memiliki seorang kaka yang selalu menjadi bintang kelas bernama Yohan. Berbeda dengan adiknya ikhsan yang dyseleksia.

2. Jangan menghakimi anak. Belajar mendengarkan. Karena anak kita pasti memiliki alasan atas apa yang dilakukannya. Jika salah beritahu dengan baik.

3. Jangan lupa berikan perhatian yang utuh pada anak. Perhatian  pada anak bukan hanya pada akademis nya saja. Tapi justru berikan cinta, dan tunjukan kasih sayang kita yang sesungguhnya. Dengan memeluknya dan mengatakan bahwa kita mencintainya.

4. Jangan fokus pada kekurangan anak. Fokus lah pada kelebihannya. Karena setiap anak pasti memiliki kelebihan.

5. Jangan monoton dalam mendidik anak. Setiap anak punya cara belajar nya sendiri. Maka kita orang tua harus pintar-pintar menerapkan cara belajar yang baik bagi anak-anak kita sendiri.

Nah sekian cerita aku tentang film Taara Zamen Par (Every Child Is Special), yang menghasilkan 5 pantangan dalam mendidik anak yang diambil dari diskusi setelah menonton film tersebut.

Semoga bermanfaat!!