Mama Mertua Tersayang

Bicara pernikahan. Rasanya takkan pernah ada habisnya. Suka duka nya, manis pahitnya, lope lope dan ngeselinnya, ahhh.. pokoke gak ada abisnya.

Dan bicara pernikahan kali ini, aku ingin menceritakan tentang salah satu hal terpenting dari sekian banyak hal yang membuat aku sangat bersyukur dalam pernikahan ini.

Yaitu Mama mertua ku.

 

Salah satu doaku sebelum menikah, adalah ingin memiliki ibu mertua yang baik. Dan alhamdulillah, aku mendapatkannya. So... buat yang belom menikah, jangan lupa berdoa salah satu item penting ini ya. Mumpung masih ada kesempatan.  😉

Keibuan. Itulah kesan pertama ku saat bertemu dengan beliau. Cantik, penyayang, pekerja keras, dan yang lebih aku syukuri lagi, sangat terbuka, open minded, dan demokratis. Itu penilaianku setelah dua tahun lebih ini aku memanggilnya 'Mama'.

Saat bersama beliau selalu saja banyak cerita kehidupan mengalir dari nya. Dan semakin membuat aku kagum, dan bersyukur telah menjadi bagian hidupnya kini.

Dan yang paling berkesan dari beliau adalah saat aku tinggal selama sebulan bersama nya, saat setelah melahirkan Zaki.

Saat itu, aku sempat khawatir, mendengar cerita orang-orang sehabis melahirkan yang diatur sangat erat dengan mitos-mitos dan ritual yang malah membuat akhirnya si ibu mengalami PPD (Post Partum Depression).

Aku belum tahu seperti apa mama mertua berpandangan tentang mitos-mitos tersebut. Aku sempat takut akan di hadapkan dengan berbagai macam pantangan dan ritual. Di mana kalo Mama mertua yang merintah, kayaknya aku ga akan berani membantah atau melawan dengan sejuta teori.

Tapi.. Alhamdulillah. Gak ada sama sekali pantangan atau ritual apapun dari Mama buat aku. Aku tidur siang setiap hari selama nifas. Gak dimarahin gak pake gurita, stagen, atau korset. Dibolehin keramas, walau hanya boleh pagi-pagi. Dimasakin terus sayur-sayur hijau bergizi tinggi yang baik untuk ibu menyusui. Walau makanan pedes sangat dilarang beliau waktu itu. Hehe..

Lalu kita kadang nonton film india bareng, kesel-kesel gemes bareng sama alur cerita film nya. Kadang juga cerita ngalor ngidul, sambil nyemal-nyemil. Ahh.. asik banget deh.

Selama sebulan penuh saat aku tinggal di rumahnya aku sangat di manjaaaaa sekali. Juga di pastikan mendapat service pijit dari emak paraji sekali setiap minggu nya. Mantap banget kaan?

Sekarang pengalaman ini sangat aku syukuri, apalagi setiap aku dengar orang-orang banyak yang tersiksa sehabis lahiran karena terlalu banyak pantangan dan aturan bagi ibu nifas dan menyusui. Hingga akhirnya berpengaruh lah ke ASI mereka.

Ah.. aku sangat bersyukur memiliki mama mertua seperti beliau. Begitu open minded, kekinian dan demokratis.

Dari beliau banyak hal baik yang dapat aku pelajari. Tentang bagaimana menjadi seorang istri, seorang ibu, dan tentunya menjadi seorang mertua juga nantinya. Bahwa kita harus bisa memperlakukan menantu kita seperti anak sendiri.

Dan semoga aku pun bisa menjadi menantu yang baik buat beliau. Bukannya malah jadi menantu ngeselin. Hehe..

Dan Mama..
Terimakasih sudah merawat Suamiku dengan baik dari kecil hingga ia dewasa dan bisa menjadi begitu baik padaku dan anaknya kini. Tanpa jerih payahmu, itu semua tak berarti Mah.
Terimakasih sudah menjadi ibu mertua yang baik, dan menganggap ku sama seperti anak-anakmu.
Dan terimakasih telah menjadi nenek yang sangat perhatian pada cucu nya.
Terimakasih Mah!